Teksture Merupakan Elemen Seni Keris

Rabu, 18 Mei 2011

Teksture Merupakan Aksen Seni Keris


Kanjeng Kyahi Bintul Anom, tampak permukaan bilah tidak rata




Kanjeng Kyahi Nogomanuk Gajahelar, seni tekstur ala tangguh Jenggala.

Dirunut dari catatan-catatan kuno, interpretasi seni dalam perkerisan sangatlah kompleks. Apa yang disebut ‘estetika keris’ sudah tentu melibatkan pengalaman dan wawasan untuk menilai keris.

Ir. Haryono Haryoguritno dalam buku Keris Jawa, Antara Mistik dan Nalar menyebutkan dalam kriteria yang cukup rasional adalah dengan istilah ”Panca Waton” dimana dalam catatan itu disebut sebagai pakem (pedoman pokok) YA MOR JA SI RAP yaitu 5 bagian keris dalam penilaian berdasarkan penghayatan pada ’guwaYA’ (nuansa ekspresi), keindahan tatanan paMOR, bahan waJA (baja), bahan beSI, dan gaRAP atau seni membentuk keris yang dianggap bagus, kata RAP atau garap kemudian bergeser menjadi NGUN atau waNGUN (untuk menyebut bentuk yang indah, serasi dan harmonis). Mor atau paMOR adalah penilaian pamor pada keris yang dianggap baik, begitu pula JA atau waJA yang dianggap baik dan terutama gaRAP atau waNGUN yang sangat berkaitan dengan estetika bentuk. Kemasan itu juga dimuati falsafah yang secara keseluruhan menjadi kompleksitas dari nilai sebilah keris.

Untuk mencermati dan menghayati sebilah keris dipengaruhi oleh wawasan dan pengalaman seseorang, maka dari itu untuk menjadi “mengerti keris” dibutuhkan pengalaman analisis yang melatari wawasan seseorang terhadap pengetahuan keris.

Aspek Seni yang sangat menonjol pada keris adalah bentuk rupa atau Dhapur dan konfigurasi layer dari lapisan Pamor sesuai ”Panca Waton”, namun dijumpai pula, nilai sebilah keris tidak selalu harus memenuhi penilaian Ya Mor Ja Si Ngun. Misalnya pada keris ’kelengan’ (tanpa Pamor). Keris 'kelengan' atau tanpa pamor tetap digunakan menjadi media estetika para empu jaman dahulu. Para empu menyajikan senirupa keris keleng seperti yang kita jumpai pada keris polos tanpa pamor itu dengan menonjolkan gaRAP yang sangat prima. Keris keleng sering disertai kehebatan penyediaan besi dan bajanya yang spesifik. Pengolahan tempa-lipat besi dan baja sangat membutuhkan kesabaran dan perasaan untuk mencapai pemanasan bara yang tepat saat ditempa. Empu Pangeran Sendang Sedayu dikenal membuat keris dengan ribuan kali tempa-lipat yang hingga kini konon belum bisa dipraktekkan oleh praktisi atau para seniman keris. Teknik tempa-lipat dengan bara api yang sangat terukur menjadikan keris Sedayu sangat indah tidak tampak munculnya pamor sanak (layer dari akibat over reaksi). Orang Jawa bilang besinya lumer dan nglempung (seperti tanah liat hitam keabu-abuan), sering pula muncul besi ngurap (hurap) dan menampilkan permukaan (surface) ’malela kendaga’ (keemasan seperti pasir emas yang ditebar). Begitu pula keris-keris sebelum jaman Majapahit seperti pada jaman Kediri – Jenggala atau Jalak Budha yang menampilkan tekstur serat maupun kerusakan korosi yang menjadi seni tersendiri.




Kanjeng Kyahi Bintul Anom (sorsoran)







Tekstur dari bilah keris yang diperbesar

Perkembangan hasrat terhadap seni besi dan tekstur pada komunitas perkerisan semakin tampak menuju pada penghayatan senirupa, terutama seni tekstur sebagai elemen penting senirupa. Hal ini pun sebenarnya sudah dimulai sejak jaman kerajaan-kerajaan (Paku Buwana) dimana keris yang indah dan masuk dalam jajajaran ’top kelas’ koleksi kraton rata-rata sangat menonjol pada keindahan besinya dan keindahan tekstur serat.

Estetika keris dari beberapa empu yang melibatkan salah satu elemen senirupa yakni tekstur ini juga telah dilakukan dengan pertimbangan untuk menimbulkan greget guwaya sebilah keris. Bahkan keris empu Koso dari jaman Madura madya, jika dianalisa telah dilakukan teknik ’kamalan’ (membuat pamor menjadi ’nyekrak’) sebagai seni tersendiri. Kekhasan keris empu Koso yang sering dianggap sebagai keris ’nyekrak’ karena dimakan usia, diduga diciptakan khusus dengan sengaja bertujuan menampilkan seni tekstur itu.

Keindahan dari tekstur keris adalah sebuah nilai tersendiri yang memberikan aksen pada keris sehingga keris tersebut memuat guwaya atau memiliki bobot bernuansa ekspresi.



Sumber Artikel Dari : Java Keris
http://www.javakeris.com

Comentários:

Posting Komentar

 
Antik Unik Bertuah © Copyright | Developed By Jasa Buat Blog Murah |